ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
KB HORMONAL
1.1 Latar belakang
Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per tahun pada periode 1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan. Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi sosial dan ekonomi yang besar pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan. Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi tantangan baru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja akan berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan matematika, yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi. Kesemuanya ini berkaitan dengan program bagaimana menyiapkan calon pekerja agar mempunyai kualitas tinggi, dengan ketrampilan yang memadai. Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50% diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulus SMP. Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal. ( www.datastatistik.indonesia.com, 2011 )
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera ( NKKBS ) yang berorientasi pada “ catur warga “ atau zero population growth ( pertumbuhan seimbang ). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang ( sejak tahun 1970 ) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode teknis keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah.
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan. Jika pasangan yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997). Oleh karena itu untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi. Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.
Sementara itu menurut Ketua Koalisi Kependudukan untuk Indonesia, Sonny Harry B Harmad setiap harinya lebih dari 10.000 bayi lahir di Indonesia. Akibatnya, setiap tahun jumlah penduduk Indonesia meningkat 3,5-4 juta orang. hasil sensus penduduk 2010 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa. Indonesia dapat menekan laju pertumbuhan penduduk dengan rencana induk atau grand design pembangunan kependudukan antara lain pengendalian kuantitas penduduk seperti pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana ( KB ), dan upaya pencapaian sasaran program kependudukan yang ditangani BKKBN. ( www.suarakarya-online.com, 2011).
Berdasarkan data-data di atas, jelas terlihat bahwa untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti, sehingga penatalaksanaanya memerlukan partisipasi dan kerjasama dari semua pihak termasuk profesi keperawat
1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada keluarga atau pasien yang membutuhkan penanganan keluarga berencana.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga atau pasien yang membutuhkan penanganan keluarga berencana.
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mahasiswi dapat :
a. Mendefenisikan pengertian keluarga berencana
b. Menjelaskan peran perawat dalam program keluarga berencana
c. Menjelaskan apa itu kontrasepsi dan jenis-jenisnya
d. Melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga atau klien yang mengikuti program keluarga berencana
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada keluarga atau pasien yang membutuhkan penanganan keluarga berencana.
1.4.2 Manfaat Praktis
Meningkatkan ketrampilan mahasiswa tentang persiapan asuhan keperawatan pada keluarga atau pasien yang membutuhkan penanganan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep KB (Keluarga Berencana)
2.1.1 Pengertian
Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
a. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
b. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
1. Menunda kehamilan.
Pasangan dengan istri berusia di bawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya karena alat reproduksi wanita belum berkembang dengan baik dan belum siap untuk memulai proses kelahiran. Alasan menunda kehamilan adalah:
a. Usia dibawah 20 tahun adalah usia resiko tinggi kehamilan karena kematangan alat reproduksi belum sempurna
b. Prioritas penggunaan pil karena akseptor masih muda
c. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda sering melakukan hubungan seksual ( frekuensi tinggi ) sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi
d. Penggunaan AKDR dapat digunakan karena efektif dan bersifat sementara sehingga apabila pasangan siap memiliki anak, AKDR tersebut dapat dilepas
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah :
a. Reversibility yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak
b. Efektifitas reatif tinggi, penting karea dapat menyebabkan kehamilan beresiko tinggi
c. Kontrasepsi yang sesuai yaitu : Pil, AKDR, Metoda alamiah
2. Menjarangkan kehamilan
Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah masa yang paling baik untuk melahirkan 2 orang anak dengan jarak kehamilan 3-4 tahun. Alasan-alasan penjarangan kehamilan adalah :
a. Usia 20-30 tahun merupakan usia emas untuk mengandung dan melahirkan
b. Segera setelah anak lahir, dianjurkan menggunakan akdr sbg pilihan utama
c. Kegagalan yg mybbkn kehamilan cukup tinggi namun tdk/krg berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik untuk melahirkan
Kontrasepsi yang digunakan sebaiknya harus memiliki kriteria berikut :
a. Reversibility cukup tinggi
b. Efektifitas cukup tinggi
c. Dapat dipakai 3 – 4 tahun
d. Tidak menghambat produksi asi
3. Meniadakan kehamilan ( mengakhiri kesuburan )
Saat usia istri di atas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak karena usia tersebut memasuki usia rentan dan komplikasi kehamilan tinggi. Kontrasepsi yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi terhadap ibu dan anak
b. Reversibilitas rendah
c. Dapat dipakai untuk jangka panjang
Tidak menambah kelainan yang sudah ada
a. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
c. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA meliputi:
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN yang meliputi:
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
2.1.4 Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
2.1.5 Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
Strategi dasar
Strategi operasional
· Penggalangan dan pemantapan komitmen
2.1.6 Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
2.1.7 Peran Perawat dalam KB (keluarga berencana)
Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator. Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki pendidikan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.
2.2 Metode KB Efektif (Hormonal)
Metoda KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon, estrogen dan progestin. Keduanya serupa dengan hormone-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh, yakni estrogen dan progesteron. Dalam metoda hormonal terdapat 3 jenis alat KB yang bisa Anda pilih:
1. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari
2. Suntikan, yang diberikan setiap beberapa bulan sekali
3. Susuk, yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan anda dan tahan sampai beberapa tahun
Perbedaan antara metoda hormonal dengan metoda perintang adalah : metoda hormonal mengubah proses kerja tubuh , sedangkan metoda perintang tidak. Dengan metoda hormonal indung telur (ovarium) dihalangi sehingga tidak melepas sel telur ke dalam rahim. Selain itu metoda ini juga menyebabkan lender di mulut rahim menjadi sangat kental, sehingga menghalangi sperma bila hendak masuk. Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormone progestin dan estrogen sekaligus, yang disebut pil atau suntikan terpadu. Kedua hormone itu sama-sama bekerja memberi perlindungan yang bagus, agar tidak hamil. Namun bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya tidak memakai metoda terpadu. Bila sedang menyusui, sebaiknya juga jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu ini. Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak mengandung estrogen. Progestin saja (tanpa estrogen) lebih aman dari pada pil atau suntikan terpadu, bila mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan estrogen, atau sedang dalam masa menyusui bayi.
Kontra Indikasi KB hormonal
a. Kanker payudara atau punya benjolan keras di payudara
b. Metoda KB hormonal tidak menyebabkan kanker, tetapi bila sebelumnya sudah mengidap kanker, metoda ini bisa memperberat penyakit.
c. Sedang hamil
d. Mengalami pendarahan yang abnormal dari dalam vagina, selama 3 bulan sebelum memulai penerapan metoda KB hormonal ini
2.2.1 Pil KB Terpadu : mengandung estrogen dan progestin
Apabila meminum Pil Kb setiap hari sesuai anjuran, maka akan terlindung dari kehamilan yang tidak dikehendaki selama siklus bulanan. Tiap pos pelayanan KB menyediakan pil ini, demikian pula puskesmas, rumah sakit, apotek, dan toko obat. Ada banyak merek pil KB. Sebaiknya menggunakan “pil dosis rendah”. Arinya, pil yang mengandung estrogen sebesar 35 mikrogram (mcg) atau kurang dari itu, ditambah 1 miligram (mg) progestin atau kurang dari itu. Jangan memakai pil yang mengandung lebih dari 50 mikrogram estrogen. Apabila menggunakan metoda pil ini, untuk selanjutnya sebaiknya menggunakan merek yang sama. Bila terpaksa harus berganti merek, maka carilah yang isinya sama dan dosisnya sama dengan merek terdahulu. efek sampingnya akan berkurang, dan perlindungan akan lebih baik.
a. Mekanisme kerja
Mencegah ovulasi paling dominan. Baik estrogen maupun progesteron memiliki kemampuan menghambat LH dan FSH untuk mencegah ovulasi
b. Bentuk sediaan
Tablet/pil kombinasi. Kombinasi 2 steroid menciptakan efek sinergis yang memperbesar efek antigonadotropin dan efek penghambat ovulasi kedua steroid ini
c. Keuntungan pil terpadu
1. Tidak menurunkan libido,
2. Efektivitas tinggi bila digunakan secara teratur ( setiap hari pada saat yang sama)
3. Menstruasi lebih teratur
d. Kerugian
1. Tidak melindungi dari penyakit seks menular
2. Harus dengan resep dokter
3. Tidak dianjurkan pada ibu yang sedang menyusui
4. Membutuhkan waktu yang lam, agar siklus haid kembali normal setelah penggunaan pil kombinasi dihentikan
5. Pendarahan tak teratur atau mengeluarkan darah sedikit-sedikit tanpa alasan yang jelas (di luar siklus haid ). Pil KB terpadu sering menyebabkan siklus haid yang lebih pendek jangka waktunya, , lebih sedikit darah yang keluar. Ketidakteraturan siklus haid adalah akibat minum pil KB terpadu. Kalau muncul bercak-bercak darah secara tak terduga, usahakan minum pil KB pada waktu yang sama setiap harinya.
6. Mual
Sesudah 1 sampai 2 bulan pertama meminum pil secara teratur, biasanya mual-mual tidak terasa lagi. Tetapi, bila merasa sangat terganggu, maka dapat mengubah jam minumnya.
7. Sakit kepala
Di bulan-bulan pertama sejak minum pil terpadu, mungkin akan terasa sakit kepala ringan. Tapi bila sakit kepala makin lama makin parah, atau disertai pandangan kabur, mungkin ini merupakan tanda bahaya
e. Jenis
1. Monofasik
Tablet yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen dan progestin, dengan dosis yang sama da 7 tablet tanpa hormon aktif
2. Bifasik
Tablet tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam dua dosis yeng berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
3. Trifasik
Tablet tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam tiga dosis yeng berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
f. Kontra indikasi metoda pil terpadu (estrogen+progestin):
1. Memiliki masalah kesehatan seperti TBC,Kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, dsb.
2. Memiliki penyakit hepatitis
3. Menunjukkan gejala-gejala strok, kelumpuhan atau penyakit jantung.
4. Memiliki riwayat penggumpalan darah di pembuluh kaki atau otak.
5. Biasanya varises tidak menjadi masalah, kecuali bila kelihatan merah dan lecet.
g. Kondisi yang harus dihindari
1. Merokok, dan berusia lebih dari 35 tahun.
2. Memiliki penyajit diabetes melitus dan epilepsi.
3. Minum pil KB bersama dengan obat anti konvulsi, maka akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi (50 mcg estrogen).
4. Hipertensi (lebih dari 140/90).
h. Indikasi penghentian pil KB terpadu
1. Nyeri kepala sebagian atau seluruhnya disertai pandangan kabur atau telinga berdenging (migren) yang terjadi setelah mulai minum pil terpadu.
2. Lengan atau kaki terasa lemah.
3. Dada terasa sangat nyeri dan sesak nafas.
i. Penanganan jika lupa tidak minum pil KB
Apabila lupa tidak minum 1 pil (1 hari), maka segera minum setelah ingat (ini berarti ada 1 hari di mana minum 2 pil). Setelah itu teruskan minum secara teratur seperti biasa. Apabila lupa tidak minum 2 kali berturut-turut, setelah ingat segera minum 2 pil selama 2 hari, sesuadahnya teruskan seperti biasa 1 pil sehari. Apabila lupa tidak minum 3 kali atau lebih, maka hentikan minum pil. Tunggu sampai haid berikutnya datang. Pada masa sisa siklus bulanan, pakailah kondom kalau berhubungan seks, kemudian minum lagi dari kaplet yang baru (agar mudah mengingat kapan mulainya). Apabila lupa tidak minum pil, atau terlambat minum, kadang-kadang akan terjadi pendarahan ringan.
j. Penghentian pil KB
Jika hamil atau ingin berganti metoda KB, maka usahakan untuk berhenti sesudah menghabiskan 1 kaplet penuh. Seketika sesudah berhenti minum pil, maka bisa hamil setelah berhubungan seks.
2.2.2 Pil KB “ mini “ ( hanya mengandung progestin saja )
Kontrasepsi yang berbentuk tablet dengan ukuran mini. Pil mini hanya berisi derivat progestin, Norentindron, Norgesterel. Apabila mengalami efek samping pil KB terpadu, atau memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan untuk menghindari pil KB terpadu, maka bisa menggunakan pil KB ‘mini’ atau pil progestin ini. Apabila sedang dalam masa menyusui, sebaiknya menggunakan pil mini karena tidak mempengaruhi pasokan ASI.
a. Mekanisme kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mempengaruhi siklus haid
3. Meningkatkan viskositas mucus serviks
b. Keuntungan
1. Angka kejadian yang berhubungan dengan estrogen (misalnya tromboemboli) minimal
2. Penurunan dismenorea
3. Penurunan premenstrual sydron syntom
4. Fertilitas dengan cepat kembali seperti semula setelah penggunaan dihentikan
5. Kontrasepsi yang efektif selama periode menyusui
c. Kerugian/ efek samping
1. Kebutuhan untuk terus digunakan
2. Diperlukan kontrasepsi lain sebagai backup dalam waktu 48 jam bila terlambat mengkonsumsi pil (3 jam dari waktu yang ditentukan
3. Pendarahan tidak teratur atau bercak-bercak darah
Ini merupakan efek samping yang paling umum. Kalau merasa sangat terganggu, bisa minum ibuprofen untuk membantu menghentikan munculnya bercak-bercak.
4. Tidak datang haid
Ini juga cukup umum, tetapi apabila belum haid sesudah lewat 45 hari, mungkin anda hamil. Teruskan minum pil sampai sudah dinyatakan positif hamil.
5. Sakit kepala
d. Nama dagang
1. Cerazette (isi Desogesterol)
2. Exluton (isi linestrenol)
Alat kontrasepsi dalam bentuk obat seperti bacilli/kapsul silastic silicon lembut yang berongga yang disusukan di bawah kulit. Jumlah kapsul adalah 1,2,6 kapsul.
f. Cara pemakaian
Kapsul yang panjangnya 34 mm, diameter 2,4 mm disusukan dibawah kulit.
g. Jenis
1. Implanon (1 batang putih), isi keto desogestrel 68 mg dan masa kerjanya 3 tahun
2. Indoplant atau jadena (2 batang), isi levonorgestrel 75 mg dan lama kerjanya 3 tahun
3. Norplant (6 batang), isi levonorgestrel 36 mg dan lama kerjanya 5 tahun
h. Cara kerja
Menekan lonjakan LH juga menekan ovulasi. Perlindungan kontrasepsi mulai pada saat 24 jamsetelah insersi dimana obat dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Kapsul diinsersi secara sub cutan biasanya pada lengan atas, sehingga tidak terlihat tetapi dapat dipalpasi.
i. Keuntungan
1. Efektif
2. Tidak menggunakan esstrogen eksogen
3. Reversible
4. Tidak ada efek samping yang berkaitan dengan produksi ASI
5. Tidak meningkatkan tekanan darah
6. Dapat dipakai jangka panjang
j. Kerugian
1. Melalui bedah minor saat insersi
2. Kesukaran dalam pengangkatan implant
3. Gangguan siklus haid
4. Peningkatan berat badan
5. Pusing
6. Mual, anoreksia
2.2.3 Susuk
Susuk KB terdiri dari 6 tabung yang sangat kecil dan lunak. Cara pemakaiannya dimasukkan ke bawah permulaan kulit sebelah dalam lengan. Tabung-tabung kecil tersebut berisi hormon progestin, jadi cara kerjanya sama dengan pil ‘mini’. Alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun. Apabila memiliki masalah dengan hormon estrogen, susuk bisa dipakai; juga aman bagi yang sedang menjalani pengobatan untuk penyakit kejang.
a. Indikasi
1. Wanita post partum
2. Wanita menyusui
3. Wanita dengan kontraindikasi gangguan estrogen
b. Kontra indikasi pemasangan KB susuk
1. Kanker atau benjolan keras di payudara.
2. Hamil atau terlambat haid.
3. Pendarahan abnormal dari vagina sebelum memakai susuk.
4. Memiliki penyakit jantung.
Di bulan-bulan pertama mungkin susuk akan menyebabkan pendarahan yang tak teratur (dipertengahan siklus haid), atau jangka waktu haid jauh lebih lama. bisa juga sebaliknya; haid tidak datang. Perdarahan atau haid yang tidak datang itu disebabkan oleh proses penyesuaian tubuh dengan tambahan progestin dari susuk. Bila tubuh sudah beradaptasi, akan selesai dengan sendirinya.
c. Penghentian pemakaian KB susuk
Meski dirancang untuk berjalan 5 tahun, susuk norplant bisa dilepas sewaktu-waktu, atau kapanpun sesuai kehendak. Setelah susuk dilepas, seketika itu mungkin dapat terjadi kehamilan bila berhubungan seks. Bila belum ingin hamil, segera pakai metoda KB yang lain.
2.2.4 KB Suntik ( Progestin )
Kontrasepsi hormonal dalam bentuk injeksi merupakan bentuk sediaan suspensi , dikemas dalam vial/flacon untuk sekali pakai, diberikan secara IM
Contoh : depomedroxyprogesteron asetat (DPMA)
a. Mekanisme kerja
Menghambat ovulasi dengan cara menekan sekresi hormon FSH dan LH
b. Dosis:
dosis tunggal 150 mg umumnya bertahan selama 14 minggu, dosis ini diulang tiap 3 bulan
Dalam metoda ini, dapat menggunakan suntikan hormon setiap 1 hingga 3 bulan sekali, oleh tenaga kesehatan di klinik KB atau puskesmas. Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntuk lagi. Suntikan progestin, misalnya Depo Provera atau Noisterat, hanya mengandung hormon progestin saja. Ini akan aman untuk perempuan yang sedang menyusui atau yang tidak boleh memakai tambahan estrogen. Suntikan progestin diberikan tiap 2 atau 3 bulan sekali.
c. Keuntungan
1. DPMA tidak menimbulkan efek samping yang seriun seperti tromboemboli
2. Resiko untuk menderita kanker ovariun dan endometriun menurun
3. Tidak perlu memakan pil kb tiap hari
4. Memberi perlindungan selam 3 bulan
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
d. Kerugian
1. Terjadi perubahan siklus menstruasi pada 50 % wanita pada pemakaian satu tahun pertama
2. Penggunaanya harus dengan cara disuntik secara intramuskular
3. Tidak ada perlindungan terhada penularan penyakit seksual
4. Peningkatan berat badab
5. Terlambatnya kembali kesuburan
6. Diantara metoda-metoda hormonal lainnya, suntikan progestin lebih banyak menyebabkan perubahan-perubahan haid.
7. Pendarahan tak teratur atau muncul bercak-bercak besar. Bercak-bercak yang mengganggu bisa diatasi dengan minum pil KB yang terpadu (progestin+estrogen) bersama suntikan biasa. Gejala ini dan pendarahan yang tak teratur akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa bulan
8. Tidak haid
9. Berat badan meningkat
e. Nama dagang
Depo provera atau depo rolevera, depo progestin
Pengguna kontrasepsi ini bila menghendaki kehamilan akan memperoleh kehamilan dalam bulan ke 12 pasca penggunaan terakhir
2.2.5 Suntikan Terpadu ( Progestin+ estrogen )
Suntikan-suntikan lain, seperti cyclofem dan mesigyna, mengandung hormon progestin dan estrogen sekaligus. Apabila menginginkan haid tidak berubah dan tetap teratur, dapat menggunakan suntikan ini. Dengan menggunakan suntikan 1 kali perbulan.
Injeksi medroxyprogestero asetat dan kombinasi estradiol. Cara kerja dengan menekan ovulasi seperti pada kontrasepsi oral. Komposisi medroxyprogestero asetat 50 mg dan kombinasi estradiol 10 mg. Dosis tunggu dalam jangka 1 bulan ,1 vial diberikan tiap 30 hari
a. Keuntungan
1. Siklus haid menjadi teratur, 28 hari per siklus
2. Dismenorea dan perdarahan abnormal berkurang
b. Kerugian / efek samping
1. Terdapat spotting yang ireguler
2. Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan
3. Penambahan berat badan
4. Pendarahan tak teratur atau mengeluarkan darah sedikit-sedikit tanpa alasan yang jelas (di luar siklus haid )
Pil KB terpadu sering menyebabkan siklus haid yang lebih pendek jangka waktunya, , lebih sedikit darah yang keluar. Ketidakteraturan siklus haid adalah akibat minum pil KB terpadu. Kalau muncul bercak-bercak darah secara tak terduga, usahakan minum pil KB pada waktu yang sama setiap harinya.
5. Mual
sesudah 1 sampai 2 bulan pertama meminum pil secara teratur, biasanya mual-mual tidak terasa lagi. Tetapi, bila merasa sangat terganggu, maka dapat mengubah jam minumnya.
6. Sakit kepala
Di bulan-bulan pertama sejak minum pil terpadu, mungkin akan terasa sakit kepala ringan. Tapi bila sakit kepala makin lama makin parah, atau disertai pandangan kabur, mungkin ini merupakan tanda bahaya
c. Nama dagang
1. Cyclofem (injeksi MPA 50 mg +estradiol cypionate 10 mg)
2. Cyxlogeston (injeksi MPA+ estradiol cypionate)
Penggunaan kontrasepsi ini masa subur terjadi pada bulan 6-8 setelah penyuntikan terakhir
d. Kontra indikasi
Sedang dalam masa menyusui
e. Penghentian KB suntik
Pemakaian KB suntik dapat dihentikan kapanpun. Tetapi setelah berhenti, baru bisa hamil sesuadah 1 tahun atau lebih; demikian pula haid kembali normal setelah jangka waktu itu. Tapi sebagian perempuan kembali mendapat haid dan sudah hamil dalam jangka waktu yang lebih cepat dari itu.
2.2.6Metode KB Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak terlindung dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan. Sexache adalah waktu hubungan seks pertama yang sebagian besar tidak terlindung oleh alat kontrasepsi.
a. Penggunaan Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat digunakan bila berhadapan dengan hubungan seks tanpa perlindungan, hubungan seks dengan perkosaan, hubungan seks dengan kondom yang bocor atau pecah dan hubungan seks dengan menggunakan diafragma yang pecah atau penempatan salah. Dalam situasi demikian diharapkan dapat menghindari kehamilan sehingga menurunkan kehamilan yang tidak dikehendaki.
b. Metode kontrasepsi darurat
a. Metode Hormonal
a) Pemberian estrogen dosis tinggi :
Per os :
ü Pemberian estrogen dengan dosis 50 mg dua kali dengan interval 12 jam
ü Memberikan ethinylestradoil 5 mg selama 5 hari
Suntikan :
ü Suntikan estradiol benzoate 30 mg setiap hari selama 5 hari
b) Pemberian antiprogestine mifepristone :
ü Mifepristone diberikan 200 mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 menstruasi
ü Terjadi penurunan estrogen dan progestoren darah yang menimbulkan perdarahan, sehingga hasil konsepsi ikut serta dalam perdarahan
c) Metode Yuzpe :
ü Menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis 50 mg mcg ethinylestradiol dan 250 mg levonorgestrel
ü Diberikan 2 tablet pertama diikuti 2 tablet berikutnya dengan interval 12 jam
ü Hubungan seks tanpa proteksi sekitar 72 jam
d) Metode postinor buatan Gedeon Richter Hongaria :
ü Pemberian levonorgestrel 0,75 mg satu jam setelah hubungan seks tanpa proteksi
ü Penggunaannya hanya 4 tablet dalam satu bulan
e) Penggunaan Danazol :
ü Pemberian danazol 600 mg dua kali dengan interval 12 jam.
ü Efeknya sebagai kontrasepsi darurat kurang menguntungkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar